Tema Tokoh Alur Cerita Latar Termasuk Unsur

Tema Tokoh Alur Cerita Latar Termasuk Unsur

Bobo.id - Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu contoh dari karya sastra.

Setiap karya sastra pasti memiliki unsur-unsur yang membuatnya menjadi sebuah karya yang utuh.

Apakah kamu sudah tahu apa saja unsur-unsur cepren? Kalau belum, simak penjelasannya di sini, yuk!

Baca Juga: Contoh Puisi Bertema Keluarga, Coba Buat untuk Anggota Keluargamu, yuk!

Tema adalah ide, pokok masalah yang mendasari sebuah cerita.

Tema dalam cerita merupakan pokok masalah yang diungkapkan pengarang dalam ceritanya.

Tema ada yang secara jelas dikemukakan, ada yang secara samar-samar, dan ada yang secara implisit atau terselubung.

- Bacalah cerita pendek secara menyeluruh.

- Catatlah hal-hal yang sering dibicarakan dalam cerpen.

- Catatlah kalimat-kalimat kunci yang mengandung gagasan pokok cerita.

- Hubungkan isi cerita secara keseluruhan dengan judul yang bersangkutan.

- Temukanlah kalimat-kalimat kunci yang mengandung gagasan-gagasan pokok tentang cerita itu.

Latar dalam cerpen bisa berupa waktu, suasana, tempat, atau lingkungan terjadinya peristiwa.

Secara garis besar ada empat unsur yang membentuk latar dalam cerita, yaitu:

- Lokasi geografis (di dalamnya termasuk pemandangan, dekorasi kamar/ruangan).

- Pekerjaan dan cara-cara hidup tokoh.

- Waktu terjadinya peristiwa, termasuk di dalamnya zaman, musim, tahun, bulan, hari, waktu.

- Lingkungan relegius,moral, intelektual, sosial, emosional.

Latar dalam karya sastra dimaksudkan untuk membangun atau menciptakan suasana tertentu agar cerita lebih hidup dan menarik.

Baca Juga: Puisi Dibedakan Menjadi Puisi Lama dan Puisi Baru, Ketahui Jenis-Jenis Puisi Lama

Cerita pendek selalu mengandung ide atau tema yang menjadi dasar cerita, rentetan peristiwa, dan tokoh atau pelaku sebagai subjeknya.

Tokoh atau pelaku cerita merupakan pribadi-pribadi yang utuh.

Sebagai pribadi yang utuh itu, pelaku memiliki watak atau karakter tertentu.

Penokohan/karakter atau perwatakan merupakan pelaku dan segala sifat-sifatnya yang diungkapkan dalam cerita.

Pelaku dalam cerpen bukan sekadar terlibat dalam peristiwa-peristiwa, melainkan merupakan pribadi-pribadi yang utuh yang memiliki sifat dan tingkah laku yang mewarnai cerita.

Tiga cara pengarang cerpen memberikan gambaran tentang tokohnya:

- Analitik, yaitu cara pengarang mengungkapkan watak para pelaku secara langsung.

- Dramatik, yaitu cara pengarang menggambarkan watak tokoh secara tidak langsung.

Cara yang biasa digunakan dalam menggambarkan watak secara tidak langsung berikut ini:

a. Melalui dialog antara tokoh yang bersangkutan dengan tokoh lain.

b. Melalui gerak-gerik atau perilaku tokoh yang bersangkutan.

c. Melalui gambaran lingkungan sekitar, misalnya tempat tinggal tokoh yang bersangkutan.

d. Melalui pandangan, pendapat atau menyatakan sikap tokoh lain tentang tokoh yang bersangkutan.

- Campuran, yaitu menggabungkan cara analitik dan cara dramatik.

Baca Juga: Pengertian, Perbedaan, dan Contoh Pantun Kanak-Kanak, Pantun Muda, dan Pantun Tua

Alur disebut juga plot atau sering juga diartikan orang sebagai jalan cerita atau rentetan peristiwa.

Pengertian alur bisa juga diartikan sebagai hubungan logis antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.

Hubungan tersebut merupakan sebab akibat dari peristiwa-peristiwa.

Dalam cerpen atau cerita rekaan lainnya, alur merupakan jalinan cerita yang disusun berdasarkan rangkaian peristiwa.

Rangkaian peristiwa ada yang disusun secara urut. Misalnya proses menceritakan orang dimulai dari lahir lalu masa kanak-kanak, masa remaja, lalu dewasa. Alur seperti ini dinamakan alur maju.

Alur juga dapat disajikan dalam urutan yang dimulai dari bagian akhir menuju ke bagian awal.

Misalnya menceritakan orang, sewaktu ia dewasa, masa remaja dan kembali ke masa kanak-kanak. Alur seperti ini dinamakan alur mundur atau flash back.

Ada juga alur yang penyajiannya dimulai dari awal, lalu bagian akhir, lalu kembali ke bagian awal lagi atau tengah. Alur yang seperti itu dinamakan alur gabungan.

Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam membawakan cerita.

- Pengarang sebagai tokoh utama: pengarang menuturkan cerita dirinya sendiri. Pelaku utamanya kata ganti orang I (aku, saya, kami)

- Pengarang sebagai tokoh bawahan: pengarang menuturkan cerita tentang tokoh utama sekaligus terlibat dalam cerita tersebut. pelaku utamanya Kau, Anda, Kamu, Kalian.

- Pengarang sebagai pengaramat: pengarang sebagai orang yang berada di luar cerita. Ia menuturkan tokoh dari luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya adalah ia, dia, mereka.

Baca Juga: Perbedaan Hikayat dan Cerpen Berdasarkan Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pada pembaca oleh penulis cerpen.

Misalnya, amanat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, patuh pada orang tua, dan masih banyak lagi.

Sumber: Buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX, Wahono, Abdul Hanif, tahun 2010.

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi

Cerita pendek adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki ciri khas tersendiri. Cerita pendek biasanya memiliki panjang yang tidak lebih dari 10.000 kata, dan mengisahkan satu peristiwa atau konflik utama yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Cerita pendek juga memiliki struktur yang sederhana, yaitu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Untuk menulis cerita pendek yang menarik dan bermakna, kita perlu memperhatikan unsur-unsur pembangun cerita pendek. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

Tema adalah gagasan pokok atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita pendeknya. Tema bisa berupa nilai-nilai moral, sosial, budaya, agama, atau pandangan hidup penulis. Tema juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan filosofis, seperti tentang kehidupan, kematian, cinta, keadilan, atau kebenaran. Tema harus ditentukan sejak awal penulisan cerita pendek, agar cerita pendek memiliki fokus dan tujuan yang jelas.

Alur adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang membentuk cerita pendek. Alur harus memiliki keterkaitan dan keseimbangan antara bagian-bagiannya. Alur juga harus memiliki ketegangan dan konflik yang memuncak pada klimaks, yaitu titik balik atau puncak permasalahan dalam cerita.

Alur bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah alur yang mengikuti urutan kronologis peristiwa dari awal hingga akhir cerita. Alur mundur adalah alur yang memulai cerita dari akhir atau tengah, kemudian beralih ke masa lalu untuk menjelaskan latar belakang atau penyebab peristiwa.

Tokoh adalah orang-orang yang terlibat dalam cerita pendek. Tokoh bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi pusat perhatian dan penggerak cerita. Tokoh tambahan adalah tokoh yang membantu atau menghalangi tokoh utama dalam mencapai tujuannya. Penokohan adalah cara penulis menggambarkan sifat, karakter, latar belakang, penampilan, dan hubungan antara tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penokohan secara langsung adalah penokohan yang dilakukan dengan menyatakan secara eksplisit ciri-ciri tokoh dalam cerita. Penokohan secara tidak langsung adalah penokohan yang dilakukan dengan menunjukkan ciri-ciri tokoh melalui perilaku, ucapan, pikiran, atau reaksi tokoh terhadap situasi dalam cerita.

Latar adalah tempat dan waktu terjadinya cerita pendek. Latar bisa berupa latar nyata atau latar khayal. Latar nyata adalah latar yang mengacu pada tempat dan waktu yang benar-benar ada di dunia nyata. Latar khayal adalah latar yang diciptakan oleh penulis sesuai dengan imajinasinya. Latar berfungsi untuk memberikan suasana, suasana hati, dan konteks bagi cerita pendek. Latar juga bisa mempengaruhi alur, tokoh, dan tema dalam cerita pendek.

Sudut pandang adalah posisi atau perspektif dari mana cerita pendek diceritakan. Sudut pandang bisa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga terbatas.

Sudut pandang orang pertama adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang pertama (aku, saya, kami) untuk menceritakan cerita dari sudut pandang tokoh utama atau tokoh sampingan. Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang ketiga (dia, mereka) untuk menceritakan cerita dari sudut pandang penulis yang mengetahui segala hal tentang tokoh, peristiwa, dan latar dalam cerita.

Sudut pandang orang ketiga terbatas adalah sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang ketiga (dia, mereka) untuk menceritakan cerita dari sudut pandang penulis yang hanya mengetahui hal-hal yang diketahui oleh satu tokoh tertentu dalam cerita. Sudut pandang berpengaruh terhadap cara pembaca memahami dan menilai cerita pendek.

Gaya bahasa adalah cara penulis menggunakan bahasa untuk menyampaikan cerita pendeknya. Gaya bahasa meliputi pilihan kata, kalimat, paragraf, dan tanda baca yang digunakan oleh penulis. Gaya bahasa juga meliputi penggunaan majas, yaitu gaya bahasa yang menyimpang dari makna sebenarnya untuk memberikan kesan tertentu pada pembaca.

Beberapa contoh majas adalah metafora, simile, personifikasi, hiperbola, ironi, dan sindiran. Gaya bahasa harus disesuaikan dengan tema, alur, tokoh, latar, dan sudut pandang dalam cerita pendek. Gaya bahasa juga harus memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa dan ejaan yang berlaku.

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.

Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.

Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.

Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.

Unsur Intrinsik Cerpen

Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.

Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.

Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.

Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.

Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.

Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.

Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.

Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:

Unsur Intrinsik Cerpen

Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.

Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.

Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.

Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni: